10/30/2014

How To Manage a Genius


 
“Salah seorang ulama muslimin di abad ini berkata: Tanyakan kepada sejarah, bukankah redupnya bintang peradaban kita tidak terjadi kecuali pada hari bersinarnya bintang para artis.” (DR. Thoriq As Suwaidan, Al Andalus At Tarikh Al Mushowwar)

Ketika para artis tampil seperti itu mendapat bayaran yg sangat fantastis, sedangkan peneliti berjibaku seperti apa, tdk mendapatkan penghargaan yg seharusnya. Ini bukan soal uangnya, tapi soal penghargaan terhadap “iqra bismirabbika alladhi khalaq”. Karena peradaban Islam dimulai dari sini, dari cendikiawan, peneliti, dari para ilmuwan. 

“Ilmu dihancurkan oleh hiburan. Nggak tau ya kalau ilmuwannya suka hiburan..” ujar Ust. Budi Ashari, Lc.  yang disambut tawa hadirin, sebagai kalimat penutup talkshow interaktif “How to Manage a Genius” pada Rabu, 29 Oktober 2014.

Talkshow interaktif yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan peringatan 1 Muharram ini terbilang cukup menarik. Perkataan sang ustadz dihadapan puluhan peneliti yang hadir dirasa sangat mengena ke hati nurani terdalam. Berikut saya share dalam tulisan singkat ini.

***

Penyebab kejatuhan islam berabad-abad silam adalah karena orang-orang pintarnya berselisih. Mereka bekerja karena uang, menulis karena uang, sekolah karena uang. Dengan begitu, mudah terjadi gesekan. Dengan cara begitulah islam jatuh! -> sampai kalimat ini jujur banyak dari hati nurani para hadirin tertohok malu karenanya. Tapi tenang, kata ust. Budi itu artinya bagus Anda masih punya hati nurani jika merasakan itu. Patut diakui, itulah yang menjadi penyakit besar semua orang berilmu. Kalau kita orientasinya dunia, mudah sekali terjadi gesekan. Tapi kalau kita orientasinya langit, tidak akan terjadi gesekan. 

Dunia, bahasa arab yang juga bahasa Al-Qur’an yang artinya: dekat, pendek. Kalau niatnya dunia itu sering melelahkan, karena berfikir pendek-pendek. Takkan pernah ada karya besar dengan niat atau cara berfikir seperti itu. Karena itu berfikir panjang supaya tidak melelahkan.

Orang yang berfikiran panjang dia tahu target akhirnya. Ketika dihina, dicaci, disikut, disalip, bahkan dia mempersilahkan orang menyalip “oh ya silahkan saya segini nggak apa-apa” . Nanti suatu saat di jalan dia bertemu sama orang itu, dlm keadaan orang itu sudah terkapar kelelahan duluan, karena berfikir pendek.

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan diberikan ilmu di antara kalian beberapa derajat. Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al Mujadilah [58] : 11). Islam sangat menghormati orang yang berilmu. Namun Iblis tidak suka dengan orang yang menuntut  ilmu. Manusia di dorong untuk bodoh oleh iblis. 

Konon manusia melawan dengan cara menuntut ilmu, sekolah setinggi-tingginya. Iblis pun mendukung sampai setinggi-tingginya, kemudian dijatuhkan serendah-rendahnya lagi dengan cara menanamkan nilai di kepala kita “orientasi ilmunya untuk cari uang, cari dunia, bukan mencari ridho Alloh SWT”. Yang bodoh salah karena kebodohannya, yang pintar bahkan bisa jadi menolak kebenaran dengan ilmunya. Begitulah cara iblis menyesatkan manusia berilmu.

Jika iblis menggoda dari berbagai penjuru, maka di manakah tempat yang aman? Iblis tidak sanggup menyerang dari atas dan bawah. Kenapa? 

Dalam Qur’an surat Al Mulk, 67:5 disebutkan Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

“Saya nggak tau IQ nya iblis berapa yang jelas pengalamannya sudah banyak. File-file nya sudah banyak. Mau goda dari depan-kanan kiri tidak masalah. Orang-orang jadi senang memakai istilah iblis, sayap kiri, sayap kanan. Jadi ekstrimis-ekstrimis itu kerjaan iblis”. – Ust.Budi. 

Kalau ke atas kita mendekat pada Alloh SWT, iblis tidak bisa memotong itu. Kalau ke bawah sudah dikubur sudah selesai urusan dengan iblis. Maka tempat yang paling aman adalah di tengah-tengah. Karena itu, konsep islam selalu di tengah. “Kami jadikan kamu umat yang tengah”. Tengah bisa jadi yang benar. Tidak ekstrim pada suatu pemahaman, tidak ekstrim di kutub tertentu. 

Posisi tengah sangat penting dalam islam. Contoh dalam ekonomi ada dua kutub ekstrim berlawanan, kutub liberal dimana kepemilikan pribadi dibebaskan sebebas-bebasnya. Atau kutub sosialis dimana kepemilikan pribadi tidak diakui sama sekali. Islam di mana? Di tengah!

Demikian pula soal kepemimpinan, ada dua pemahaman ekstrim, Jabariyah yang menganggap manusia seperti wayang, tidak bergerak kecuali digerakkan oleh dalang. Serta Qadariyah, tidak ada takdir-takdiran, semua gimana usaha. Islam di mana? Di tengah-tengah.

Aqidah yang tengah, ummat yang tengah. Yang tengah itu yang terbaik.

Tergambar juga sedikit cerita tentang tempat dimana kejayaan ilmuwan islam berkumpul pada masa lalu,  yakni Baitul Hikmah di masa pemerintahan Bani Abbasiyah khususnya di masa khalifah Al-Makmun. Dimana saat itu merupakan puncak golden age kejayaan ilmu pengetahuan kaum muslimin. Ilmuwan islam tidak hanya menguasai satu bidang kepakaran saja, tak ada satupun ilmuwan yang hanya menguasai satu bidang, tapi tiap ilmuwan pasti menguasai beberapa bidang sekaligus. Istilahnya, Al-Lamah, pakar di semua bidang ilmu. Berbeda dengan profesor masa kini yang hanya menguasai satu bidang ilmu saja itupun hanya sub atau bagian terkecil tertentu saja.

Alloh SWT sangat menghargai ahli ilmu. Ditempatkan di tempat bergengsi. Ilmuwan islam pada masa itu sangat diperhatikan dan difasilitasi. Selain mendapat bayaran yang sangat tinggi, semua keluarganya ditanggung negara. Sampai rumput untuk kudanya pun disediakan oleh negara. Kalau ilmuwannya membuat buku hadiahnya bukan uang, melainkan ditimbang bukunya kemudian diberi hadiah emas seberat timbangan itu. Semua fasilitas untuk lembaga penelitian gratis. Termasuk makan bagi siapapun yang mau belajar di tempat itu.

Sesungguhnya inovasi telah dilahirkan sejak berabad-abad silam di masa kejayaan Islam dan dikembangkan sendiri oleh para ilmuwan Islam. Dan mereka (para ilmuwan), adalah ilmuwan yang cerdas dalam arti sebenarnya, karena mereka tidak berorientasi pendek untuk dunia saja melainkan orientasi jangka panjang untuk akhirat. Imam Syafii berkata bahkan mengemukakan bahwa “Jika kau punya hati yang qanaah maka kau dan raja dunia ini sama” 

Jadi untuk apakah kita berkarya? Untuk apakah kepintaran dan ke-geniusan yang dianugerahkan kepada kita dimanfaatkan? Apakah kita hanya akan memasang terget-target jangka pendek yang melelahkan, atau justru memasang target jangka panjang yang sesungguhnya?

Barangkali kita merupakan produk masa lalu dimana sejak kecil kita dijejali doktrin untuk bersekolah setinggi langit agar mendapatkan pekerjaan yang bagus. Sehingga kita menuntut ilmu atas dasar target duniawi. Tidak tulus karena Alloh SWT. Ini jelas salah besar. Mengapa salah niat itu bahaya? Jelas. Hadits sahih. Sudah dibahas panjang lebar oleh para ulama bahwa “Segala amalan itu tergantung niatnya.” Hanya sikap qanaah dan syukur yang dapat menyelamatkan kita dari niatan menyimpang sebagai ilmuwan.

Kejayaan ilmuwan islam di masa lalu mengatakan bahwa para ilmuwan meneliti dan mengkaji ilmu itu bersumber pada Al-QUr’an dan hadits. Pada masa itu, Al-Qur’an dan hadits menjadi acuan segala ilmu. 

Sebagai contoh, qur’an bilang akhir zaman akan banyak gempa maka peneliti mengembangkan bangunan tahan gempa jika peneliti itu visioner mengkaji qur’an untuk bahan penelitiannya. Tentang antibiotik pun telah disebutkan dalam hadits, kemudian peneliti dapat meneliti antibiotik yang bersumber dari tanah. Karena Rasulullah bilang kalau terkena najis anjing harus dicuci 8x salah satunya dengan tanah, karena tanah dapat mematikan kuman.

Jadi yang seharusnya dikirim ke pesantren untuk belajar dan mengkaji Al-qur’an adalah orang-orang cerdas. Agar ilmunya dapat digunakan untuk menyelamatkan umat manusia. Para ilmuwan dapat menjadikan Al-Qur’an dan hadits sebagai acuan untuk bahan penelitian dan kajiannya.

Dengan kecerdasan intelektual (otak), kita bisa saling bertengkar. Tapi kalau masing2 merekat kerena iman, ga mungkin akan berantem. Karena iman adanya di hati. Karena Alloh SWT yg menyatukan hati. Karena itu berpeganglah ke "atas" (kpd AllohSWT) kuat2, maka inilah penyatuan hati yg luar biasa besar kekuatannya.






 




5/31/2011

Berikan yg Terbaik

Berikan Yang Terbaik
by Sependarcahaya Fira on Wednesday, 16 March 2011 at 14:59
Rangkuman bebas dari Laporan Utama Dialog Jumat Republika edisi Jumat,11maret2011

Oleh: Damanhuri Zuhri

Islam mengajarkan unt memberi yg terbaik. Bagi seorang ibu, yg terbaik unt anak adl ASI.

Ada hikmah kenapa Islam menganjurkan menyusui hingga 2tahun (boleh lebih). Karena 2tahun merupakan batas anak memiliki kekebalan tubuh untuk menghadapi kuman&virus. Rasulullah SAW sendiri disusui oleh ibu susunya, Halimah, hingga usia nya mencapai sekitar 4tahun. (Pakar hadis&direktur Pusat Kajian Hadis Jakarta, Dr.Lutfi Fathullah MA)

Jauh sblm muncul penelitian ttg kehebatan ASI, Islam sudah menetapkan ttg itu. Al-Baqarah (ayat233) dijelaskan ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yg ingin menyusui secara sempurna.

Komposisi ASI yg diungkap oleh beragam penelitian berpengaruh pada perkembangan anak&keseimbangan emosi serta jiwanya.

Begitu pentingnya menyusui, Islam membolehkan ibu yg sedang menyusui untuk tidak puasa Ramadhan, dikhawatirkan rasa lapar saat berpuasa akan berpengaruh pada kualitas&kuantitas ASI yg dihasilkan.

Islam jg mengatur masa menyusui. Al-Baqarah (233) dinyatakan masa itu mencapai dua tahun penuh. Surat Lukman (ayat14) mnjelaskan bhw anak dpt disapih setelah 2tahun. Di surat Al-Ahqaf (ayat15) dijelaskan masa mengandung sampai menyapih selama 30bulan.

Dekapan ibu yg disertai kasih sayang saat menyusui, menjadi faktor utama terbentuknya kejiwaan yg stabil.

Peran Ibu dalam Pengasuhan Anak

Peran Ibu dlm Pengasuhan Anak
copas from my fb notes
by Sependarcahaya Fira on Monday, 28 February 2011 at 04:07

"Begitu besar peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa ibu adalah sekolah yang pertama. Seorang RA Kartini pun mengakui hal itu, yang diutarakan lewat sebuah surat kepada Prof. Anton dan istrinya : “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]."

Jelas sudah..mengapa kartini memperjuangkan hak-hak kaum wanita. Agar para wanita ini bs menjalankan peran utamanya sbg ibu dgn baik. Pendidik anak yang pertama-tama.

So, buat apa jd wanita sekolah tinggi-tinggi ujung2nya ngurus anak dirumah? Silahkan balik lg baca kutipan surat Kartini tersebut :)

Bahkan Islam menyebut wanita sebagai madrasah nya ummat... Subhanallah... Mendidik anak dgn tangan sendiri dirumah bukanlah "cuma"!

Orang-orang yg berfikir "sekolah tinggi-tinggi cuma buat ngurus anak dirumah" adl orang2 yg tak faham bahwa surga baginya adl dibawah telapak kaki ibunya.

ABO Incomptability

by Sependarcahaya Fira on Thursday, 30 December 2010 at 07:46

copas from my facebook notes.

Bagi para calon ibu yg ber golongan darah O, ada baiknya cari tahu suaminya gol dar apa. Kalao O jg nggak masalah. Tp klo slain O, perlu di cek, resesif atau dominan. Karna kalau dominan,bs dipastikan anaknya nanti semua bakal ber gol dar ikut suami. Kalau seperti itu, maka harus siap2 dengan kejadian seperti dikutip dari milis sehat berikut ini:

"ABO incompatibility adalah kondisi hemolisis pada bayi akibat ibu gol darah O dan bayi gol darahnya BUKAN O.
Kenapa terjadi hemolisis?Karena orang yang gol darahnya O, memiliki antibodi yang akan menyerang sel darah merah gol A, B, AB. Jadi, antibodi nya akan "menghancurkan" sel darah merah si bayi jika bayinya golongan darahnya bukan O.
Antibodi ini masuk ke bayi dan titer nya masih tinggi sampai bayi berusia 5 hari, setelu itu reda.Namun demikian, ada juga ibu O dan anak bukan O tapi anaknya tidak mengalami jaundice yg bermakna. Mungkin kadar antibodi si ibu tidak tinggi.Kondisi ABO incompatibility tdk ada kaitan dengan rhesus si ibu."

Kalau suami gol dar ny resesif, meskipun O selalu dominan (IOIO) tp tetap ada kemungkinan anaknya akan ber gol dar ikut suami, meskipun presentase ny kecil dibandingkan yg bakal ikut ibunya (O juga).

Kalau mengalami ABO incomptability, solusinya bayi hrs byk minum n dijemur. Jgn panik klo bayi ny kuning n kadar bilirubin naik turun (seringan naiknya).

Yg hrs disiapkan adl kesiapan dlm manajemen laktasi, rileks, santai, tenang.. (Kl tau ilmunya insyaAllah bs tenang n ASI lancar)

*hmmm..mau jadi orang tua jg banyak yah khan persiapannya.termasuk persiapan ilmu.supaya nggak panik tiba2...

9/04/2010

T E R N Y A T A

.. ternyata, kalau membesarkan anak boleh diibaratkan seperti membuat rumah, melahirkan itu seperti baru memasang pintunya saja.

Selanjutnya akan lebih dari sekedar melahirkan. Ini yang mungkin nyaris nggak kepikiran saat hamil; waktu hamil lebih kepikiran tentang cerita-cerita persalinan, cari info rumahsakit yang bagus, senam hamil, belanja-belanji ini-itu…dan sejenisnya.

Padahal yang juga harus disiapkan adalah belajar tentang menyusui dan cara mengurus bayi baru lahir. Setidaknya untuk "mengenal medan"-lah, sebelum "latihan" dimulai....

ternyata, kehadiran bayi bisa terasa sangat-sangaaat menggembirakan sekaligus melelahkan. It can challenge you in ways you never expected. Plus… ini anak pertama dan (pastinya) nggak pernah punya pengalaman apapun sebelumnya dalam hal mengurus anak. Jadilah kebingungan dengan suksesnya....

ternyata, kalau mau total menyusui anak, dibutuhkan lebih dari sekedar tekad dan niat baik. Banyak-banyak cari info, sabar, rendah-hati, minta dukungan suami, keluarga, dan nggak pantang menyerah adalah hal lain yang harus disiapin jauh-jauh hari sebelum melahirkan....

ternyata, jika tidak diantisipasi, insting keibuan + oksitosin + kurang tidur + bayi menjerit-jerit nangis + sakit pasca persalinan + ekspektasi tinggi terhadap kerjaan rumahtangga = ramuan tepat untuk memicu terjadinya baby blues....

ternyata, baby-blues tidak se-enteng seperti penjelasan yang ditulis di situs-situs informasi kehamilan. Tapi selalu ada cara untuk keluar dari perangkap baby-blues: pengertian dam bantuan dari suami-ibu-anggota keluarga, jujur kepada diri sendiri, menurunkan ekspektasi, menerima semua hal dengan apa-adanya, serta kemauan untuk menerima bahwa semua butuh waktu dan proses untuk bisa dibiasakan....

ternyata, keterampilan mengurus bayi tidak diperoleh secara instan. Semuanya butuh waktu, butuh latihan, butuh kesabaran dan ketenangan, pastinya. Practice makes perfect....

ternyata, having a baby could bring out many additional skills.

Contoh: mengetik laptop / baca buku, atau-melakukan-apapun pakai satu tangan (tangan yang satunya lagi sambil menggendong bayi); ngibrit secepat kilat ke kamar mandi saat si bayi tidur dan kembali lagi dengan kecepatan yang sama; pendengaran tambah sensitif; punya konsentrasi bagus untuk membunuh nyamuk dengan sekali tepokan; mengganti popok dalam hitungan menit; dan lain-lainnya. Bertambahnya jam terbang akan mengasah ketrampilan tersebut....

ternyata, membangun bonding dengan anak pun bisa saja butuh waktu. Dan itu normal....

ternyata semua bayi itu memang lucu, imut, menggemaskan; tapi tidak selucu yang digambarkan di iklan popok bayi. Yah, iklan popok bayi nggak memuat gambar bayi menjerit-jerit minta susu, minta ganti popok, sedang rewel, atau menangis nonstop di tengah malam, kan?...

ternyata, bukan ide yang baik untuk meletakkan sprayer-air steril pembersih payudara bersebelahan dengan antibacterial-spray pembersih perlak bekas ganti popok. Serius....ternyata, ada yang lebih spektakuler daripada projectile vomitting; namanya projectile poo....

ternyata, para urban Papa punya banyak cara "jitu" untuk meninabobokan bayi. Para urban Papa juga punya banyak stok lullaby ciptaan sendiri (yang kadang-kadang terdengar -ehm- aneh) dan banyak cara untuk menimang-nimang si bayi dalam pelukan. Dan kebanyakan dari cara tersebut berhasil Selama suami urban Mama kuat dan sabar menggendong si bayi, kayaknya nggak perlu beli baby-bouncer dulu :)....

ternyata, yang sebelumnya nggak pernah kebangun oleh suara alarm handphone, sekarang bisa dengan mudahnya kebangun oleh suara rengekan anak minta susu di tengah malam. Langsung terbangun pada rengekan pertama....

ternyata, saran untuk "ibu ikut tidur saat bayinya tidur" itu bener banget. Jadi, tinggakan itu cucian kering yang belum dilipat, matikan itu handphone (ato pasang silent-mode) dan ikutlah tidur...

ternyata, kecanduan akan internet bisa sembuh oleh kesibukan mengurus anak (terutama saat bulan-bulan pertama)....

ternyata, meski sekarang sudah banyak info mutakhir tentang produk dan cara-cara mengurus bayi, masih ada kearifan-kearifan tradisional yang layak diteruskan dalam hal merawat bayi. Sumbernya: ibu kita. Pelajari saja dan pilih mana yang cocok...

ternyata, setelah si bayi hadir, beberapa teknologi disekitar kita akan terasa sangat mempermudah hidup: handphone untuk pesan-antar makanan atau texting list titipan belanja groceries pada suami, microwave/magic-jar untuk menghangatkan makanan dingin sisa semalam, mesin cuci plus dryer untuk "menggiling" popok-popok kotor, webcam untuk videocalling saban malem bersama nenek-kakek tercinta (yang selaluuu kangen sama cucu), vacuum cleaner sebagai pengganti sapu (bonus: suara derum vacuum-cleaner ampuh bikin bayi tidur nyenyak)....

ternyata, kesibukan (dan kelelahan) mengurus bayi bisa bikin lupa hari, lupa tanggal… bahkan lupa sikat gigi. Now, taking a shower is a luxury....

ternyata, garage-sale di butik atau diskon sepatu-tas branded tidak lagi tampak begitu menarik. Tapi sale di toko baju bayi atau promo belanja pocket diapers jadi terlalu sulit untuk ditolak...

ternyata, kehabisan stok breastpads sama menyebalkannya seperti kehabisan stok pembalut dan toilet-paper....

ternyata, selalu ada cara untuk memanfaatkan barang-barang di rumah: baskom plastik untuk tempat mandi bayi, popok ikat dialih-fungsikan jadi celemek/tadah iler/alas ompol/alas ganti popok, atau bantal menyusui dipakai untuk sandaran bayi dan alas duduk ibunya (lumayan mengurangi rasa sakit bekas jahitan)....

ternyata, ajaib sekali apa yang tidur-30-menit bisa lakukan terhadap perbaikan mood urban Mama....

ternyata, sekarang pembagian waktu nggak lagi bergantung pada jam; tapi bergantung pada jadwal bioritmenya sang bayi (kapan harus ganti popok, kapan dia lapar minta susu, kapan dia tidur, kapan dia rewel dan harus ditimang-timang… Suka-suka dia, deh)....

ternyata, pergi kemana-mana bawa stok popok dan babywipes yang cukup lebih penting daripada bawa make-up kit, atau (bahkan) bawa dompet sendiri....

ternyata, makan berdua suami atau masakan buatan suami (bahkan kalau cuma secangkir susu dan setangkup roti) menjadi hadiah yang sangat-sangaaat menyenangkan ditengah 'sibuk'nya mengurus bayi....

ternyata, sekarang ada tontonan baru yang nggak kalah asyiknya untuk dinikmati berdua suami: nonton si bayi yang sedang tertidur pulas....

ternyata, ngobrol sama suami sambil bisik-bisik jadi sering dilakukan setiap malam… but not in a romantic way, though. Ini supaya bayinya nggak terbangun.

Motherhood is a gift and surely is a challenging task. Kerjanya 24-jam nonstop, pertanggungjawabannya langsung ke Tuhan pula. Meski nggak ada latihannya, tapi semuanya bisa dipelajari, semuanya bisa dijalani sambil bersama-sama mengamati tumbuh-kembangnya si bayi.... ternyata :).

(diambil dari cerita di website The Urban Mama)

8/25/2010

Suara Hati Seorang Bayi

*dari milis*

*******
Jika seorang bayi dapat berbicara, di setiap tangisannya, mungkin ia akan mengatakan pada ayah bunda tercinta..

Wahai ayah bunda tercinta..
Aku telah hadir di tengah-tengahmu..
Aku telah menjadi bukti cinta kasihmu..
Aku telah turun ke dunia demi memenuhi tugas dari Tuhanku..

Wahai ayah bunda tercinta..
Letakkanlah aku di atas perut dan dadamu begitu ku lahir..
Biarkanlah aku merangkak di atas perut dan dadamu..
Sesungguhnya aku ingin menyelamatkan ibuku dari perdarahan..
Sesungguhnya aku ingin membuat air susu dari Tuhanku keluar semakin banyak..

Wahai ayah bunda tercinta..
Biarkanlah aku tidur bersamamu segera setelah ku lahir didalam hari-harimu..
Biarkanlah aku menikmati suaramu, nafasmu, dan aroma tubuhmu..
Sesungguhnya bersama denganmu setiap hari pada awal kehidupanku memberikan kenyamanan dan ketenangan bagiku..

Wahai ayah bunda tercinta..
Peluklah aku.. 
Biarkanlah aku merasakan kehangatan tubuhmu dan kasihmu..
Sesungguhnya aku kedinginan di dunia yang baru ini..

Wahai ayah bunda tercinta..
Dekaplah aku dengan penuh kasih..
Biarkanlah aku mendengar suara detak jantungmu..
Biarkanlah aku tetap berada dalam rengkuhanmu..
Sesungguhnya aku sangat ketakutan karena banyaknya suara-suarayang tidak aku kenal..

Wahai ayah bunda tercinta..
Berikanlah hanya air susu ibu bagiku..
Biarkanlah aku menikmati setiap tegukan air susu ibuku..
Sesungguhnya Tuhanku mengatakan bahwa hanya air susu ibukulah yang akan membuatku sehat, cerdas, dan tangguh..

Wahai ayah bundaku..
Bersabarlah akan diriku, tangisanku, dan segala perilakuku..
Bertawakallah pada Tuhanku..
Istiqomahlah akan apa yang engkau lakukan..
Sesungguhnya, Tuhanku amatlah dekat dan mintalah pertolonganNya..

Wahai ayah bundaku tercinta..
Terima kasih untuk kasih sayangmu..
Terima kasih untuk kesabaranmu..
Terima kasih untuk pelukanmu..
Terima kasih untuk bisikan kasih sayangmu..
Terima kasih untuk dekapan cintamu..
Terima kasih untuk doá - doá yang tiap waktu engkau panjatkan..
Terima kasih untuk keyakinanmu pada Tuhanmu..

Wahai Ayah bundaku tercinta..
Tiadalah cukup ucapan terima kasihku padamu..
Sungguh surga di telapak kakimu, sesuai dengan janji Tuhanku.. 

Wahai Ibuku Kekasih Hatiku..
Wahai Ayah Pelindungku..
Semoga Allah subhana wa taála melimpahkan segala rahmah dan rahimNya pada kedua orangtuaku..

“Rabbi (i)ghfirlii wa li-waalidayya” (Ya Robb-ku, ampunilah aku dan/juga untuk kedua orang tuaku).

“wa (ar)hamhu maa kamaa robbayanii soghiraa” (dan kasihilah mereka semua, sebagaimana mereka telah mengasihi aku ketika kecil)"QS. Al Baqarah (2) : 233, Allah subhana wa taála berfirman;

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْبِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِير

Artinya :
"Dan ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf..."

8/09/2010

"Kalau butuh, nggak bisa memilih"

can't believe with what i've said.

Ups, jgn negatif  thingking dl yah. Konteksnya adalah, saat makan siang di kantin
Seperti biasa sambil ngobrol kanan-kiri
Salah seorang kawan tak menghabiskan makanannya hanya karna
Menemukan banyak kulit telur dalam lauk pauk jatah yg ada di piringnya
"jijay" tampaknya. Yah bisa dimaklumi

Namun salah satu kawan yg lain berkata dengan sangat bijak dan raut wajah serius
"masih mending itu lauk masih berbentuk...gw dulu di sarmil, satu piring diaduukkkk smua lauk udah ngga ada bentuknya sama sekali. makan pakai tangan temen yg disebelah, sedangkan tangan kita nyuapin temen yg disebelah juga. saling suap. tapi nggak ada yang muntah tuh"

Dan dengan spontan saya nyeletuk:
"Soalnya udah lapeeer.... Butuh.... Jadi ngga bisa nolak. Ngga bisa milih"

haha... terdengar sok bijak.
tapi beneran, terlontar begitu aja dari kepala ini, komentar seperti itu
padahal klo keseharian, sayyah dan rekan yg cerita pengalamannya di sarmil itu [sarmil adl pendidikan semi militer gitu deh...] termasuk yg agak milih2 makanan n napsu makan gampang ilang klo makanannya tampak nggak menarik atau tampak aneh :p

Lesson learn yang dapat diambil adalah,
yah memang benar ternyata kalau difikir-fikir lebih jauh lagi
Seringkali kita lupa terhadap ketidaksukaan, atau ke-eneg-an kita terhadap sesuatu
Dan itu bisa terjadi ketika kita dalam keadaan "BUTUH"

Dalam cerita yang saya uraikan diatas, konteksnya adalah butuh makan. karna laper stelah disiksa fisik[dalam tanda kutip] seharian capek. apa daya. jorok2 pun dan nggak berbentuk pun, hajar sajjah itu makanan..
Padahal dalam keadaan normal, bau aneh dikit aja udah bisa bikin ga napsu dan kenyang seharian :p




8/02/2010

QS Al- Hasyr (QS 59: 22-24)

Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia.
Mengetahui yang gaib dan yang nyata,
Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia.
Maha Raja yang Mahasuci,
Yang Mahasejahtera,
Yang Menjaga Keamanan,
Pemelihara Keselamatan, Yang Maha Perkasa,
Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan.
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Dialah Allah Yang Maha Menciptakan,
Yang mengadakan, Yang Membentuk Rupa,
Dia memiliki nama-nama yang indah.
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Bijaksana.

7/15/2010

Every Man Has a Price

Menduduki jabatan tertinggi sebuah divisi dalam satu perusahaan, dimana sering berhubungan dengan provider luar yang berkepentingan memasarkan produknya. Sebagai pemegang jabatan tertinggi, Anda selalu mendapat tawaran bertubi-tubi dari “kanan-kiri” agar produknya bisa masuk ke perusahaan tempat Anda bekerja. Sementara Anda tahu betul sebenarnya produk tersebut nggak bagus-bagus amat. Bahkan mungkin tak layak untuk standar perusahaan Anda. Tak hanya derasnya lobi-lobi yang menghujani Anda, dari mulai sogokan bahkan fitnah pun melanda.

***

Anda seorang praktisi HR dalam sebuah perusahaan. Menerima tawaran training dari pihak luar, dengan harga yang dapat dikatakan cukup “tinggi”. Dengan segala cara, marketing provider training external melobi Anda untuk mengirimkan wakil perusahaan sebanyak-banyaknya supaya mengikuti training tersebut. Ujung-ujungnya, Anda ditawari “bagi hasil” jika perusahaan Anda berkenan mengirim orang sejumlah tertentu.

***

Dua contoh kasus diatas hanyalah segelintir kecil profesi yang rentan dengan penerimaan-penerimaan yang tak wajar. Dalam dunia kerja dan bisnis, pihak yang berpromosi akan melakukan segala cara agar targetnya tercapai. Tak heran, banyak trik “belakang” yang dijalankan.

Sebagai manusia, tentunya tingkatan integritas pribadi yang dimiliki setiap orang, berbeda kadarnya. Tak peduli kita ada dalam perusahaan mana, tak peduli kita berada di lingkungan seperti apa, hal-hal semacam ini akan disikapi secara beragam pula.

Ada yang sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip “anti KKN” yang digaungkan perusahaan tempatnya bekerja, atau ada juga yang kuat integritas pribadinya dan mempertahankan hal itu. Namun jangan salah, banyak juga yang meskipun bisa bertahan dalam banyak tawaran yang datang padanya, ketika “timing” nya kebetulan sedang butuh-butuhnya, mungkin saja ia goyah dan tak mampu lagi bertahan.

Ketika lingkungan tak lagi mendukung “pertahanan diri” kita, ketika segala penjuru semakin deras berusaha menghancurkan “harga diri & integritas pribadi” kita, ketika keadaan – kehidupan nyata – kebutuhan – dengan tiba-tiba sangat mendesak kita untuk berbuat sesuatu yang sangat kita yakini ketidakbenarannya dari segala sisi (baik prinsip hidup maupun keimanan yang kita yakini), satu hal yang dapat kita pegang teguh yakni keyakinan kita akan keberadaan Sang Khalik yang senantiasa mengetahui sekecil apapun yang kita lakukan.

Hukum buatan manusia bisa saja tak menangkap kecurangan kita, sistem perusahaan sangat mungkin lengah dan bahkan memfasilitasi kita dengan kekuasaan penuh untuk berbuat curang sekalipun, lingkungan bisa saja bersikap “tahu-sama tahu” dan membenarkan hal yang seperti itu, namun jangan pernah lupa, hidup di dunia hanyalah sementara 

Cengkareng, 14 Juni 2010

7/02/2010

Jangan Menangis CINTA...

....................................................................
Mungkin saja rutinitas kita sehari-hari
Menenggelamkan makna ini
ROMANTIS

Dan selalu saja
Istri begitu pandai menyimpan perasaannya
Menyembunyikan semua itu
Menyembunyikan rasa
Karena melihat wajahmu yang keletihan selepas pulang kerja..

Atau barangkali, istrimu tak tega menambah beban dalam pundakmu..

Tapi ini tak baik…
Tak boleh ada yang di pendam terlalu lama
Karena ia akan menjadi gumpalan rasa, yang melunturkan cinta

Dan Istri hanya mampu berlari
Dengan air mata sebagai bahasa jiwanya
Menangis
Iya hanya mampu MENANGIS…

Disinilah sabda nabi saw,menemukan pembuktiannya
“Sebaik-baiknya Lelaki, adalah yang paling baik terhadap Istrinya”

Suami, semenjak akad di deklarasikan
Harus mampu menjaga cinta di langit istrinya
Agar selalu bersinar dan tak redup….

Memang engkau lelah selepas sampai rumah
Tapi mengucapkan Terima kasih, ketika istrimu menuangkan minum, adalah upaya penumbuhan cinta..

Engkau memang letih, tapi bangun di 1/3 malam, sambil memijat kaki istrimu, sambil berkata
“sholat yuk..”
Adalah upaya menggelorakan Cinta.

Engkau memang lelah, tapi mencuci bajumu di ahad pagi, atau mengantar ke pasar….
Adalah Upaya menjaga Cinta..

Engkau memang sibuk, tapi sekedar sms, atau menelepon di kala istirahat makan siang
Adalah kunci melanggengkan hubungan

Tapi itu semua selama ini
Tertutup Kabut ketidak peduliaan….

Hingga komunikasi hanya ada
Dikala masalah menghantam dirimu dan istrimu…

Hingga komunikasi hanya ada
Dikala semua sudah terlambat…

Sahabat
Jika dirimu seorang suami…
Maka selepas pulang kerja ini
Tataplah bening mata istrimu
Lalu katakan
“Cinta…mau ice cream..?
Sambil tersenyum dengan manis, walau letih merasuki tubuh

Dan jika engkau seorang istri
Sambutlah suamimu
Dengan senyum
Dengan tatapan cinta
Lalu katakan
“Iya sayang…..
Nanti, kalau sudah mandi, kita keluar ya …
Ummi, mau makan baso di simpang jalan itu…”
Sambil memegang jemari suamimu….

Maka Alloh pun
Dengan Ke Maha Kuasa anNya…….
Akan menyusupkan cinta di hatimu dan hati istrimu….

Agar tak ada lagi Istri yang menangis
Di kala suami tak peduli

Agar tak kita lihat lagi
Angka Perceraian yang merangkak naik……

by: Hamzah Al Mubarok

4/22/2010

Sujud

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit& di bumi, baik dgn kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang2ny di waktu pagi dan petang hari *QS Ar-Ra'd:15*

4/21/2010

Diam

Diam bkn brarti tdk bisa. Diam bkn brarti salah. Diam bkn brarti tak mampu. Diam hanyalah cara saya dlm menghadapi "tong kosong" yg nyaring bunyinya.

3/25/2010

Jadi Ikhwan Jangan Cengeng... [akhwat juga]

sumber : http://www.facebook.com/#!/notes.php?id=1447633304

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana? digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Abis nonton film palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..
Ketemuan di mol yang banyak taman..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan..
Oh romantisnya, dunia pun heran..
Kalo ketemu Murabbi atau binaan..
Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Murabbi atau binaan?
Sama Allah? Nggak kepikiran..
Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir..
Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..
Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..
Suruh tenang dan berdzikir..
Malah tangan yang ketar-ketir..
Leher saudaranya mau dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Malah nyari Aminah..
Aminah dapet, terus Walimah..
Dakwah pun hilang di hutan antah berantah..
Dakwah yang dulu kemanakah?
Dakwah kawin lari.. lari sama Aminah..
Duh duh... Amanah Aminah..
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama Aminah..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto akhwat..
Dicari yang mengkilat..
Kalo udah dapet ya tinggal sikat..
Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat..
"Assalammu'alaykum Ukhti, salam ukhuwah.. udah kuliah? Suka coklat?"
Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat ..
Akhwatnya terpikat..
Mau juga ditraktir secara cepat..
Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat...
yaudah.. langsung TEMBAK CEPAT!
Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat..
badan goyang-goyang kayak ulat..
Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat..
Kasusnya sih kebanyakan yang 'gulat'..
Zina pun menjadi hal yang nikmat..
Udah pasti dapet laknat..
Duh.. maksiat.. maksiat...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Ilmu nggak seberapa hebat..
Udah mengatai Ustadz..
Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat..
Baca qur'an tajwid masih perlu banyak ralat..
Lho kok udah berani nuduh ustadz..
Semoga tuh otaknya dikasih sehat..

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Status facebook tiap menit ganti..
Isinya tentang isi hati..
Buka-bukaan ngincer si wati..
Nunjukkin diri kalau lagi patah hati..
Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri..
Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati..
Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan..
Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut kebingungan..
Oh kasihan.. Mendingan cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan..
Mau jadi putih nggak kuat nahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Diajakain dauroh alasannya segudang..
Semangat cuma pas diajak ke warung padang..
Atau maen game bola sampe begadang..
Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang..
Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang..
Duh.. berdendang...

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Bangga disebut ikhwan.. hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah..
Hidup sekarang jadinya agak mewah..
Hidup mewah emang sah..
Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo..
Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro..
Murabbi ikhlas dibikin melongo..
Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..
Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo..
Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo..

Oh noo...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...

Akhi... banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan..
Dimanapun harokahnya...

Akhi.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..
Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm... Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..

Akhi.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan... karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..

Akhi.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah...

Akhi.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan..... dakwah ini berat akhi.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan... tak ada kata-kata 'Jadilah..!' maka hal itu akan terjadi.. yang ada 'jadilah!' lalu kau bergerak untuk menjadikannya.. maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah... ilmu yang kau jadikan ia menjadi...

Akhi.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari..
Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama...?
Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..
Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..
"Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu... Kuatkanlah ikatan kami..."

"Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu."

"Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar."

"Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu."

"Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka."

Aamiin Allahumma aamiin.

~~~
Tulisan ini diperuntukkan untuk yang merasa.. sama sepertiku yang juga merasa... Semoga dikuatkan.. Amiieenn...

Depok, 18 Maret 2010
Muhammad Maula Nurudin Al-haq

*Doa Rabithah di atas silahkan ditanggapi jika ada yang mau menanggapi..

Wallahu A'lam...

izin share dari:http://www.facebook.com/note.php?note_id=383232287163&comments

3/11/2010

Kenapa Bertahan?

Sedang dilanda kebosanan yg teramat sangat, dan demovitasi tingkat tinggi. klo lagi gini biasanya enak nanya2 ke orang2 sekitar. syp tau bisa dpt suntikan motivasi. berikut intisari chat dgn teman kantor pagi ini:

saya: mbak, bosen nggak sih dgn rutinitas ky gini, bertaun2 brangkat pagi pulang menjelang magrib.

si mbak: bosen lahhhhhhhhhhhhhhh

saya: trus, apa yg membuat mbak masih tetap bertahan ? [stelah 4taun kerja gini2 aja & dah bosen akut tampaknya]

[pertanyaan nya ga dijawab2 sampe bbrp jam kmudian sy nanya lg baru dijawab]

si mbak: KEBUTUHAN

*jawaban yg singkat jelas dan padat dan CUKUP* hehe :p



siang ini ketemu OB kantor yg orangnya ramah, baik, supel, en slalu smangat. jualan, nawarin jus alpukat [identitas dirahasiakan aja y]

saya: pakabar mas?

si mas: baik [sambil nyengir lebar khas dia bgt]

saya: koq kayaknya semangat terus, apa sih rahasianya?

si mas: harus semangat dooong.... buat makan besokkkkk harus SEMANGAT [kalimat semangatnya diakhiri dgn penekanan dan antusiame tinggi sambil berlalu meninggalkan saya yg udah bayar lunas itu jus alpukat]

*dan saya pun bengong dan mikir. luarrrr biasaaaaa*



Hmhh..lumayan..bertanya pada orang lain memang slalu menambah suntikan motivasi.

Nah, bagaimana dengan anda? Apa yg membuat anda tetap semangat dan bertahan [meskipun ditengah rutinitas yg membosankan] ???

sharing yuuukkk.... (^_^)

1/08/2010

Hati yang Senang, Iman yang Menang

Sholatullah, Salamullah, ‘Ala thoha Rosulillah
Sholatullah, Salamullah, ‘Ala yasin..Habibillah...

Hidup ini tak akan lama
dunia ini fatamorgana
Penuhilah amal yang mulia
Agar mendapat tempat di surga

[Sholatullah, Salamullah....]

Wahai manusia tua dan muda
Ingatlah mati di depan mata
Amal mulia masuk ke surga amal durhaka
Masuk neraka

[Sholatullah, Salamullah....]

Hidup senang bukan banyak uang
Hidup senang hatinya tenang
Hati yang tenang hati yang senang
Hati yang senang iman nya menang

*kutipan lagu qosidahan yg nggak sengaja nemu di HP



Saat tiba-tiba merasa sangat malas, tak bergairah, tak ber passion dalam hal apapun,
Tubuh ini rasanya seperti seonggok benda tak berakal
Yang hanya punya naluri untuk melamun serta bermimpi
Ya, hanya mimpi
Mimpi yang samasekali tidak diniatkan untuk menjadi kenyataan
Mimpi yang ujung-ujungnya masuk tong sampah mungkin...

Duduk dan mengutak-atik file-file di hp
Bermaksud mendengarkan musik yang sesuai suasana hati
AHAAA!!! Tiba-tiba menangkap file Qasidah
Lagu lama, saya rasa...

Sudah lamaa sekali rasanya tak mendengar lagu bernuansa doa
Teringat nenek buyut saya yang orang betawi tulen, yang dahulu selalu mengusap-usap kepala saya
Sambil menyanyikan sholawat
Waktu kecil, saya fikir shalawat nyanyian itu milik orang betawi
Karna saya hanya mendengarnya ketika sedang berada di lingkungan orang-orang betawi

Belakangan ketika beranjak dewasa bahwasanya
Nada yang menentramkan hati itu adalah shalawat
Subhanallah...

Ketika mendengar lagu shalawat dari HP, serasa ada “sesuatu” yang menyusup dalam dada
Mungkin tak ada bedanya ketika kita mendengarkan seseorang yang membaca Qur’an dengan sangat indah...
Bahkan dengan lagu shalawat yang teks nya sarat tausiyah ini,
“sesuatu” itu seolah terhujam lebih dalam ke dalam sukma...

Yah, “sesuatu” itu saya rasa semacam kesadaran akan celah iman yang mulai kosong dan merenggang
*akh, mungkin slama ini terlalu banyak diracuni lagu-lagu pop melankolis* fikir saya...
Tapi sungguh, teks diujung lagu itu seolah menguatkan sangkaan saya...

Yah..selama ini saya rasa celah iman yang renggang itu semakin besar seiring kesibukan mengejar “dunia”
Dulu ketika belum punya uang sendiri, “maunya kerja – dapat uang banyak – bisa beli apapun yang saya mau – bisa membahagiakan semua orang yang ada disekitar saya – dengan MATERI / UANG.”

Tapi itu salah besar. Nyatanya uang dan materi seringkali menjauhkan kita dari cinta sejati padaNya
Uang, materi, kekuasaan, jabatan, yang dulu –waktu jaman susah- kita impikan dan kita fikir mampu membuat kita bahagia itu, tak ubahnya sebuah pedang bermata dua
Menyenangkan di satu sisi, menyakitkan di sisi lain

Nyatanya banyak orang kaya tak bahagia
Nyatanya banyak orang yang ber”jabatan” & “berkuasa” justru merasa kesepian dan juga tak bahagia

Benar sekali kalimat lagu itu
Hati yang senang, hidup tenang, bukanlah terletak pada
Materi, jabatan, kekuasaan
Tapi itu semua kembali pada yang fitrah pada diri kita,
Yakni.... IMAN...
Hati yang Senang, Iman yang Menang

Rasanya ingin mengoleksi kembali lagu-lagu Qosidahan jaman dulu
Menghibur sekaligus memberi tausiyah (^_^)

NB: yang punya lagu2 qosidah jaman dulu, boleh si share ke email saya dunks... 

12/04/2009

Belajar dari Orang Kecil

Orang kecil hanya peduli pada hal-hal kecil sehari-hari. Orang kecil peduli
pada bagaimana menghidupi keluarga sehari-hari.


Orang kecil juga lebih banyak diam daripada bicara. Berdiam diri tanpa
mengomentari kelakuan orang lain, terutama yang jelek-jelek. Orang
kecil hanya mau bicara soal yang baik-baik saja. Ia merasa kecil,
tidak penting dan tidak istimewa. Ia merasa tidak berhak dan tidak
mampu menilai. Ia hanya mampu memendam kekecewaan dan ketidaksenangan
dalam dirinya sendiri.
Orang lain boleh saja berbuat tidak benar, tetapi saya harus
bertindak benar.


Menjadi orang kecil itu seperti kelinci, yang puas dengan tersedianya rumput
di sekitar hidupnya. Makan juga tidak berlebihan, baik takaran maupun
kualitasnya. Ia bahagia dengan kekecilannya, ketidakpentingannya.
Hal-hal kecil sudah cukup membuatnya bahagia. Misalnya mendapat
kelebihan uang belanja di akhir bulan.


Tidak penting dan tidak tercatat itulah dasar hidup orang kecil. Tidak
risau karena tidak kaya. Tidak risau karena tidak pegang kekuasaan
apapun. Tidak risau karena dianggap orang bodoh. Orang kecil hanya
risau kalau berbuat “tidak baik dan tidak benar”. Orang kecil itu
amat peka terhadap moralitas. Bau kejahatan sekecil apapun akan
tercium. Orang kecil adalah barometer moral yang paling peka. Dan
moralitas inilah hal yang mereka pentingkan dalam hidup. Cita-cita
hidupnya hanya menjadi orang biasa sebaik mungkin. Menghindari
kesalahan. Pantang melanggar aturan apa pun.


Orang kecil amat peka pula pada kehidupan akhirat. Hidup
harus lurus, bersih, sederhana, tidak “neko-neko”, jujur
seadanya,
tidak punya mimpi tinggi, semua itu dipegang agar
kelak selamat.
Orang kecil rata-rata amat religius. Dunia
ini persiapan untuk akhirat.


Orang kecil hidupnya tenang. Mereka tidak punya ambisi mengubah masyarakat,
mengubah dunia, mengubah orang lain. Mereka menerima kenyataan
seperti apa adanya.Mereka menerima akibat perbuatan dari orang-orang
besar.


Orang kecil hidup tenang, damai, tenteram menerima dan relatif bahagia.

Kedamaian hidup itu juga dapat dimiliki oleh orang-orang besar, jika saja
mereka tidak dibelenggu oleh kekayaan, kepangkatan dan ketenaran
hidupnya. Orang yang termahsyur oleh kecerdasannya juga dapat hidup tenang kalau
bersikap sederhana seperti orang kecil.


Orang-orang besar itu hanya sementara. Kekayaan itu sementara. Begitu pula
pangkat dan keterkenalan. Semua akan lewat dan tak bisa dimiliki
terus-menerus. Kalau sikap orang-orang besar dan orang-orang penting
ini tidak peduli terhadap kesementaraan kepemilikannnya, maka mereka
akan terbebas dari belenggu ketidakbahagiaan.


Orang besar yang bersikap seperti orang kecil inilah yang langka.
Kebanyakan orang besar memang bersikap seperti layaknya orang besar.
Bahkan ada orang-orang tak besar bersikap sok besar. Inilah godaan
duniawi yang serba nisbi dan sementara itu. Maka
belajarlah dari orang kecil. Jadilah orang besar yang bersikap
seperti orang kecil.



Dikutip dari buku:
-Menjadi Manusia- ,
karya Jakob Sumardjo

10/07/2009

Pesan Bagi Pasutri

Untuk suami, renungkanlah...

Pernikahan atau perkawinan mengingkap tabir rahasia
Istri yang kamu nikahi tidak semulia khadijah,
tidaklah setaqwa Aisyah pun tidak setabah Fatimah
Justru isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita
menjadi sholehah...

Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama
Istri menjadi tanah, kamu langit pelindungnya
Istri ladang tanaman, kamu pemagarnya
Istri hiasan ternakan, kamu gembalanya
Istri adalah murid, kamu gurunya
Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya
Saat istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya
Seketika istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya
Seandainya istri tulang yang bengkok, berhatilah meluruskannya...

Pernikahan atau perkawinan mengingatkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah SWT
Karena memiliki istri yang tak sehebat mana justru membuat kamu
akan tersentak dari lupa bahwa
Kamu bukanlah Rasulullah SAW
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallhuwajah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi sholeh...


Untuk istri, renungkanlah...

Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad SAW...
Tidaklah setaqwa Ibrahim pun tidak setabah Ayyub atau pun segagah
Musa apalagi setampan Yusuf
Justru suami hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita
membangun keturunan yang sholeh...

Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal, kamu adalah pengemudinya
Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika suami menjadi bisa, kamulah obat penawarnya
Seandainya suami masinis yang lacang, sabarlah memperingatkannya...

Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita perlunya iman dan
taqwa untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah SWT
Karena memiliki suami yang tak segagah mana justru membuat kamu akan
tersentak dari lupa bahwa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
Dan bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi sholehah...


-Syeikh Imam At Tamimi-

9/03/2009

ENFJ, am i ? [MBTI Test Result]

SUMBER:http://rubenspica12.blogspot.com/2009/07/hasil-tes-kepribadian.html

ENFJ: Ekstrovert-Intuitive-Feeling-Judging. Ramah,popular,pengharmonis,imajinatif, sensitive baik erhadap pujian maupun kritikan,empati,suka bergaul,ekspresif,ingin tahu, suka bekerjasama,peduli kata orang lain.
Sebagai teman:peduli terhadap masalah orang,suka menolong,memiliki pengaruh yang besar dan kepribadian yang menarik.
Sebagai pasangan: merupakan pasangan yang baik,tidak mendominasi,bahkan tidak jarang ia dijadikan korban oleh pasangan yang banyak menuntut. Ia bekerja keras untuk kesejahteraan anggota keluarganya.
Sebagai orang tua: sangat perhatian dan peduli kepada anak serta memberikan kebebasan kepada mereka.
Sebagai pekerja/karyawan: senang berencana,memiliki komitmen,menyukai pekerjaan yang berhubungan langsung dengan orang. ENFJ biasanya memilih profresi sebagai artis, pedagang dll. Pada umumnya ENFJ cepat sukses dan terkenal.


SUMBER:http://dwihutapea.wordpress.com/2008/09/04/aku-tipe-enfj/

The Giver

You strive to maintain harmony in relationships, and you usually succeed.
Articulate and enthusiastic, you are good at making personal connections.
Sometimes you idealize relationships too much – and end up being let down.
You find the most energy and comfort in social situations … where you shine.

In love, you are very protective and supporting.
However, you do need to “feel special” – and it’s quite easy for you to get jealous.
At work, you are a natural leader. You can help people discover their greatest potential.
You would make a good writer, human resources director, or psychologist.
How you see yourself: Trusting, idealistic, and expressive

When other people don’t get you, they see you as: Bossy, inappropriate, and loud


SUMBER::http://lead.sabda.org/_htm/mbti.htm
ENFJ - PERASA YANG EKSTROVERT DENGAN INTUISI
(EXTRAVERTED FEELING WITH INTUITION)
HARMONIZER

Preferensi (kecenderungan) orang ini meliputi:
Memancarkan simpati dan persekutuan
Hubungan manusiawi yang harmonis
Bersahabat, bijaksana dan simpatik
Tekun, teliti dan teratur
Dihangatkan karena persetujuan dan peka terhadap sikap masa bodoh
Berkonsentrasi pada sifat-sifat orang lain yang patut dipuji
Kesetiaan terhadap orang-orang yang dihormati, lembaga atau pelayanan
Mengidealkan apa yang mereka kagumi
Kemampuan melihat nilai pada pendapat orang-orang lain
Mudah setuju terhadap pendapat orang lain dalam batas-batas yang masuk akal

Orang ini merindukan suatu lingkungan yang mencakup:
Kesempatan untuk melihat peluang-peluang melampaui apa yang ada saat ini, yang kelihatan atau tidak kelihatan atau diketahui
Dapat menerapkan minat mereka terhadap buku-buku
Hanya sekadarnya membutuhkan teori
Dapat menggunakan karunia mereka dalam berekspresi, misalnya berbicara di depan banyak orang dari pada menulis
Berbicara dengan orang-orang
Membangun kerja sama
Mendasarkan keputusan pada nila-nilai pribadi

Orang ini lebih seimbang bila mereka:
Memiliki orang-orang pendukung yang mengelola bidang-bidang yang membutuhkan ketelitian fakta seperti akuntansi
Berusaha untuk bersikap ringkas dan profesional
Tidak membiarkan sikap-sikap sosial memperlambat mereka dalam pekerjaan
Mengambil waktu untuk memperoleh pengetahuan dari tangan pertama (sumber) tentang seseorang atau situasi sebelum membuat suatu asumsi.
Menghadapi fakta-fakta yang tak dapat disetujui, dari pada mengabaikan masalah-masalah mereka

Bidang karir yang cocok untuk seorang ENFJ:
Pengajar
Pengkhotbah
Penjual
Konseling




[hanya sedang mencoba lebih mengenal & memahami diri sendiri]

8/29/2009

Selamat Berjuang Para Pendakwah Modern

Hay para pendakwah modern. Jgn buruk sangka dunk. Biar aja dakwah di mesjid diawasin polisi. Toh isi dakwah anda td menjurus megajak jihad bunuh diri kan? Ambil positifnya, siapa tahu para polisi jadi pada tobat karna mendengar dakwah anda... Ksempatan emas mendakwahi aparat negara, khan.. Selamat berjuang di jalan dakwah :)

7/24/2009

Memanusiakan Anak

Memanusiakan Anak


Oleh: Elfira Rosa Juningsih


Anak-anak bagaikan malaikat kecil. Mereka bisa membuat siapapun yang berada di dekatnya menjadi gembira. Keceriaan mereka adalah kebahagiaan kita. Mereka polos, naif, tak berdosa. Akan seperti apa mereka nantinya, kitalah yang berperan untuk mengarahkannya sejak dini.


Akhir-akhir ini kekerasan terhadap anak-anak semakin marak tejadi di sekitar kita. Menurut Ketua Komnas Anak, Seto Mulyadi, berdasarkan catatan Komnas Anak, kasus kekerasan terhadap anak pada 2004 mencapai 500 kasus, sementara pada 2005, mencapai 736 kasus, dan sampai Mei ini sudah tercatat 300 kasus. Kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik, psikologis, seksual, serta ekonomi.


Ibarat fenomena gunung es, angka tersebut tentunya jauh lebih kecil dibanding kasus real yang terjadi, karena tidak semua pihak yang mengalami kekerasan anak ini melaporkan kasusnya ke Komnas Anak. Budaya masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa mendidik anak adalah urusan pribadi orang tuanya, mengakibatkan “orang luar” yang mengetahui adanya kekerasan terhadap anak, sering kali merasa enggan mencampuri urusan keluarga tersebut. Dengan dalih untuk mendidik anak, orang tua sering merasa bertindak benar dengan menjewer, memukul, memaki, dan menghina anaknya.


Siti Ihtiatun Soleha (8). Gadis kecil warga Sunter (Jakarta Utara) yang biasa dipanggil Tia itu, dua kaki dan tangan kanannya telah disetrika oleh ayah kandungnya sendiri, Muhammad Juhandi alias Wandi (34). Bayangkan, anak sekecil itu disetrika. Jangankan anak kecil, kita pun jika tak sengaja terkena setrika panas akan merasakan sakit yang luar biasa. Tak hanya itu, Tia pun disundut dengan rokok, ditampar, di pukul dengan tali tambang jemuran.

Di Cilincing, Jakarta Utara, Eka, bocah perempuan berumur tujuh tahun, tewas dicekik ibu tirinya. Gadis mungil bernasib tragis itu menemui ajal akibat kekerasan di dalam rumahnya sendiri. Tak hanya dicekik, sebelum kematiannya, Eka diperkosa paman tirinya (Republika, 4 Januari 2006).

Kasus Raju, yang berawal dari perkelahian antar anak kecil dan sempat meramaikan media

massa

. Proses persidangan dan penyatuan tempat tahanan dengan orang dewasa (meskipun hanya beberapa jam), menuai kecaman dari berbagai pihak.

Peristiwa perkosaan di

Malang

- saat hari terakhir kampanye pemilu 1977- adalah contoh yang penting disimak. Pada saat orang- orang berkampanye keliling

kota

, empat pemuda justru “sambil menyelam minum air”. Mereka menggunakan sepeda motor, mencoba mengajak dua gadis SMP keliling

kota

. Sepulang kampenye, dua gadis yang diboncenginya, justru “diboncengi” hingga ke dalam kamar kost.

Ada

sembilan mahasiswa turut andil menjadikan dua gadis itu sebagai “piala bergilir”.

Kejadian di Jambi tak kalah sadis. Seorang ayah tiri membantai dua anaknya yang berusia sepuluh dan delapan tahun, hingga kepalanya lepas dari badan.

Peristiwa yang tak kalah kontroversial di Bekasi, seorang bapak kandung tega menjual anaknya (12) hanya senilai empat puluh ribu rupiah. Tragisnya, sebelum dijual, anak itu “digarap” dulu olehnya. Di depan mucikari, sang bapak dengan enteng mengatakan bahwa anak tersebut ketemu di jalan. Tidak lagi gadis, tapi juga bukan janda. Astaghfirullah!

Kasus terbaru terjadi di Tanggerang, gadis berumur 13 tahun diperkosa, digilir 13 pemuda. Selain itu, keluarga salah satu pelaku yang konon, keluarga TNI (aparat-red), mengancam korban dan keluarganya, dan memaksa agar tuntutan di kantor polisi dicabut (karena takut, keluarga korban bahkan tak segan-segan meminta perlindungan wartawan KOMPAS).

Kekerasan terhadap anak bisa dilakukan kapan pun ,dan oleh siapapun. Berdasarkan identifikasi kasus-kasusnya, KTA (kekerasan terhadap anak) terjadi dalam lingkup rumah tangga (domestic violence), kekerasan dalam komunitas (community violence), dan kekerasan yang berbasis pada kebijakan/tindakan negara (state violence). Dalam tahun 2005, KTA terjadi pada semua lokus: rumah tangga, komunitas, dan negara. Komunitas termasuk sekolah, lingkungan, dan tempat pendidikan anak. Dalam lokus kekerasan negara termasuk kekerasan yang diderita anak dalam situasi krisis, kerusuhan, konflik sosial, konflik militer, dan kebijakan dalam bencana alam tsunami (Republika, 13 Januari 2006).

Terry E. Lawson, psikiater internasional, menyebut ada empat macam abuse, yaitu emotional abuse, verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse.

Emotional abuse terjadi ketika orang tua atau pengasuh dan pelindung anak setelah mengetahui anaknya meminta perhatian, mengabaikan anak itu. Ibu yang membiarkan anaknya kelaparan karena tak mau diganggu, atau tak mau menyusui anaknya dengan ASI karena alasan kecantikan, mengabaikan kebutuhan anak untuk dipeluk dan dilindungi, bisa digolongkan dalam kategori ini.

Verbal abuse terjadi ketika orang tua atau pengasuh dan pelindung anak, setelah mengetahui anaknya meminta perhatian, menyuruh anak itu untuk diam atau jangan menangis. Hal ini sering tampak di sekitar kita, dimana orang tua menyuruh anak untuk diam dan jangan menangis, seringkali hal itu dilakukan dengan membentak. Tak jarang, makian itu ditambahi dengan kata-kata sepeti “cengeng”, “bodoh”, “nakal”, dan sebagainya.

Physical abuse, terjadi ketika orang tua atau pengasuh dan pelindung anak memukul anak (ketika anak sebenarnya memerlukan perhatian).

Sexual abuse biasanya tidak terjadi selama delapan belas bulan pertama dalam kehidupan anak.


Anak Juga Manusia


Anak tak selayaknya menerima perlakuan kasar dari siapapun. Kekerasan yang dilakukan secara periodik akan diingat oleh mereka dan bisa menimbulkan trauma yang mendalam, bahkan juga gangguan psikologis.

Banyak orang tua mendidik anak dengan menggunakan kekerasan, agar anak disiplin. Namun tanpa mereka sadari, bukannya mengajarkan disiplin, mereka justru mengajarkan kekerasan pada anak mereka.

Pada dasarnya anak-anak adalah peniru ulung. Jika mereka selalu diperlakukan dengan kekerasan, maka suatu saat nanti jika mereka berhadapan dengan situasi yang sama, maka merekapun akan menggunakan kekerasan sebagai pemecahan masalah. Bagaikan “rantai setan” yang tak terputus, situasi ini akan terus berlangsung secara turun menurun. Setiap generasi akan melakukan hal yang sama untuk merespon kondisi yang menekannya. Hal ini terus berlangsung dan pada akhirnya menjadi budaya tersendiri, “budaya kekerasan.”

Dengan menerima perlakuan buruk dari lingkungannya, anak-anak bisa menjadi tidak percaya diri, menarik diri dari lingkungan, kepribadiannya tidak berkembang dengan baik, bahkan ia bisa menjadi pemberontak. Belum lagi, kemungkinan ia akan melakukan hal yang sama-kekerasan- kepada anaknya kelak

Banyak yang membedakan antara manusia dengan binatang. Parbedaan yang paling mendasar adalah pada otak, pikiran, akal budi.

Ada

pepatah yang mengatakan bahwa harimau tak akan memangsa anaknya sendiri. Dilihat dari kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di

Indonesia

, banyak orang tua justru “memakan” anak sendiri.

Kodrat manusia yang paling istimewa adalah potensi manusiawinya atau humanitasnya, yaitu kemampuan nalar dan kedalaman rohaninya. Manusia mengenal nilai-nilai. Manusia tak hanya membutuhkan makanan jasmani, tetapi juga rohani. Manusia yang tak membutuhkan makanan rohani, tak layak mengakui dirinya sebagai manusia. Manusia yang tak menyadari bahwa anaknya tidak hanya membutuhkan kasih sayang secara materi (makanan jasmani), tapi juga kasih sayang untuk makanan rohaninya, tidak layak disebut manusia!

Seorang anak adalah investasi masa depan. Ia akan tumbuh menjadi manusia utuh, manusia dewasa yang baik, jika dididik dengan benar dan penuh kasih sayang, bukannya dengan kekerasan dan kebrutalan.

Manusia bisa sangat sadis dalam melakukan kejahatan. Bahkan sering kali tidak merasa bersalah. Mutu manusia yang begitu rendah biasanya berawal dari nafsu ataupun kebencian. Kebencian itu lama kelamaan menjadi dendam kesumat. Ibarat pohon, kebencian yang ditanam sedemikian lama akan tumbuh menjadi pohon besar yang kuat, dan ketika tumbang, akan meluluhlantahkan yang dibencinya itu.




Anak Bukan Milik Orang Tua


Anak akan tumbuh sesuai didikan. Kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang sering terjadi, seringkali mengorbankan masa depan anak. Tidak hanya itu, dengan merusak masa depan anak, berarti kita telah merusak masa depan bangsa. Dengan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, maka kita akan membangun fondasi masa depan bangsa untuk mencetak manusia-manusia unggul di masa depan.

Sejak dini, anak harus diajarkan pendidikan “sex” (yang masih dianggap tabu oleh sebagian besar orang tua) agar tak terjerumus dan agar tak menjadi korban pelecehan seksual. Bangun keterbukaan dengan anak. Jadilah tempat mereka mencurahkan isi hatinya. Ajarkan anak agar tak mudah percaya dengan orang lain. Tanamkan nilai-nilai kebenaran pada anak dengan kasih sayang, bukan dengan kekerasan. Beri tahu mana yang benar, mana yang salah. Ajari anak berkata “tidak” dan membela diri jika memang ia benar.

Keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak, bukan menjadi momok. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan saling mengasihi satu sama lain.

Anak tak pernah ingin dilahirkan. Mereka lahir ke dunia ini sebagai buah cinta kedua orang tuanya. Sudah sepantasnya kita mengasihi dan menyayangi mereka, dan mendidiknya dengan baik, bukannya malah “menghancurkan” mereka.

Anak bukanlah milik orang tua, melainkan titipan Sang Pencipta. Perlakukan anak sebagai manusia utuh. Hingga nanti, saat titipan itu diminta kembali oleh Sang Pencipta, kita dapat “menyerahkannya” dengan bangga dan tersenyum, bahwa titipan itu telah menjadi manusia unggul, baik jasmani maupun rohani.


Met Hari Anak, sori Telat ;p (niatnya mo di revisi dulu, tapi tnyt mood gw gak ngedukung.. jadi gini aja dech ;p)



NOTE:
diambil dari arsip blog milik sendiri
http://jaket-biru.blog.friendster.com/2006/07/

postingan tahun 2006, smoga masih relevan dibaca di 2009 :p