pagi-pagi berdua ibunda tercinta menuju TPS [7.30 waktu indonesia Bekasi]
SEPANJANG JALAN MENUJU TPS
ditanyain "nanti pilih apa?"
saya bergumam dalam hati:
"hm..diluarr sana pasti banyak orang yg hingga detik mencontrengan masih blum tau harus pilih siapa"
[ini celah kecurangan pertama]
kalau saya mau curang bisa saja saya mengarahkan orang yg bertanya itu untuk pilih kandidat / partai tertentu semau saya. dan mereka pasti ikut kata saya. tapi saya tidak melakukannya.
DI TPS
semakin banyak ibu-ibu yg bertanya pada saya
"jadi kita pilih siapa nih?"
padahal nggak kenal bgt sama saya koq ibu itu percaya sih sama saya?
[celah kecurangan kedua]
walhasil sebelum masuk TPS saya meng'edukasi' ibu-ibu tersebut
apa yg harus dilakukan di dalam nanti - tapi tetap menyuruh mereka unt independen pada pilihan sendiri.
diluar ada contoh kertas suara yg harus dipilih, daftar caleg yg ada fotonya
[saya bergumam "PANITIA YG HARUSNYA SOSIALISASI KERJA NGGAK SIH"]
dan saya jelaskan satu-satu
KETIKA REGISTRASI KEHADIRAN
koq kita nggak tandatangan ya?
jadi panitia sudah punya list nama kita, kita hanya tunjukkan surat 'undangan' nyontrengnya.
tanpa meminta identitas apapun dari kita, dia main contreng aja nama yg ada di daftarr itu yg sesuai dengan undangan yg kita bawa [tanda bahwa nama itu sudah hadir]
hanya melihat lembaran itu saja. tanpa memperhatian wajah kita.
bener nggak kita warga situ. bener nggak ini orang yg namanya tercantum disitu.
[ini celah kecurangan ketiga]
bisa aja kan orang dari negeri ntah belahan dunia mana, bawa undangan nyontreng yg hanya berupa selembar kertas kecil yg berisi nama dan alamat. tanpa disesuaikan dgn KTP.
bisa aja itu orang CALO memanfaatkan nama siapa gitu karna nyatanya banyak yg udah almarhum pun namanya masih tercantum di daftar pemilih tetap, sedangkan tetangga saya yang sudah 8tahun tinggal di sini aja blum pernah dapet HAK untuk memilih dalam pemilu...
bahkan adik saya yg sudah berusia 18tahun tidak mendapatkan hak suaranya, sedangkan teman sebayanya dapet... hmm...akhirnya adik saya memilih menerima tawaran untuk menjadi saksi.
"SupaYa Tetap Bisa BerpartisipaSI", ujarnya diplomatis - akh, adik yg baik...ganteng... cerdas...sholeh...
kakak bangga padamu,Sayang... :)
DI BILIK SUARA
hm...saya dengan cepat menemukan nama-nama yg saya kenal dan telah saya putuskan untuk saya contreng namanya.
Yap. BisMiLLAH. Ya Allah, Ya Rabb, Ya RAhman, Ya Rahim.
Berikan kekuatan bagi para caleg ini
agar tetap bisa istiqomah dijalanMu
dan menunaikan AmanahMu
-Amin-
Dan saya pulang dengan beberapa kekhawatiran...
"Bagaimana dengan celah-celah kecurangan tadi, Ya...."
Hmmm....
BEKASI, 9 April 2009
No comments:
Post a Comment