4/23/2009

Yang Tak Ternilai & Tak Terukur

waktu jadi mahasiswa :
kost - jauh dari keluarga - duit pas-pasan bahkan sering kurang n cari duit sendiri dgn berbagai terima freelance n kerja sambilan yg bisa dikerjain sm mahasiswa yg cuma punya sedikit skill menulis - nyambi kecil2an jadi aktivis kampus lewat BEM, persma, hima, dan segudang kegiatan lainnya

ikut sotoy mendemo pemerintah ataupun dekanat dan rektorat kampus - dengan sgala idealisme mahasiswa - mampir sana sini cari temen sebanyak2nya sampe tiap jalan beberapa langkah di jatinangor slalu ketemu dan berhenti untuk sedekar menyapa teman / kenalan... masi sempet ngobrol dan bertukar cerita dgn sahabat - berbagi masalah dan berbagi solusi

intinya... hepi sekali kehidupan sosial kita... ringan skali rasanya... lapang skali dunia.. dimana2 ada ketulusan, senyum, dan pengertian sahabat... yang TULUS...


saat sudah bekerja dan masuk apa yg orang kampus sebut sbagai "DUNIA NYATA":

seperti ada yg hilang
idealisme, waktu untuk kegiatan sosial..
rasanya liburan ingin menghabiskan waktu untuk diri sendiri, bermalas-malasan, apalagi jarak kantor dengan rumah melewati 3 propinsi [jabar-jakarta-banten] dan pulang pergi tiap hari

padahal dulu waktu kuliah qt ga punya duit..
tapi hepi krn bs memberi yg lebih dari sekedar materi..yaitu waktu n perhatian....
tapi skrng udh kerja, punya duit, punya status, tapi kita kehilangan waktu unt berbagi dan memperhatikan yang lain scara kongkrit dgn tindakan ky jaman dulu...

skarang paling bisa prihatin n nulis.... :(

bahkan saat ini saya masih punya utang mau ngajar untuk perkumpulan anak jalanan se bekasi... utang janji ke salah satu senior yg korrdinir kegiatan anak jalanan ini, sampeee saat ini... belum juga terlaksana... ada aja halangannya...

Mungkin kepekaan sosial tidak hilang... bisa jadi semakin bertambah
Namun untuk mewujudkan niat mulia...sangatlah sulit..
apalagi kalau alasannya adalah waktu... tak ada ujungnya...

Rasanya ada yg hampa
Ada sesuatu yg sangat berharga
telah terengut dari jiwa ini..

Sesuatu yang Tak ternilai dan tak terukur oleh batas akal dan logika manusia
hanya hati yang mampu mengukurnya
sedangkan dalamnya hati, tak ada yang tahu...


Ya Rabb.. Maafkan aku... :'(


nb: tulisan ini dibuat karna terinspirasi dari tulisan salah seorang sahabat yang tulisan-tulisannya selalu bisa membuka mata hati saya -> ipeh, thanks yaaa... nulis terus.... stidaknya untuk ini ilmu kita bermanfaat.. amin :)

4/16/2009

Semangat UN pada ABG :p

Alkisah, sebentar lagi para pelajar SMA akan sampai pada hari yg menentukan nasib mereka selanjutnya
Ujian Nasional.
Sebuah kalimat yang mungkin bagi mereka layaknya mantra sakti
yang memunculkan beragam reaksi yang berbeda

Ada yang mendadak jadi rajin
Ada yg mendadak jadi anak bimbel, alias ikut les tambahan sana-sini

Sebagai objek observasi terdekat, adik saya sendiri
Mendadak jadi sholeh bener dia..
Tahajud tiap malem, ngaji sampe subuh, trus azan subuh ke mushola
Trus jadi rajinnn bgt... sering gitu tiba2 cucian piring udah beres sama dia...
Jemuran udah diangkatin...
Sama kita2 dirumah, jadi baiikkkkk bgt....
hihi... lucu

Tapi dasar anak cowok... tetep aja...
ga keliatan belajarnya...
yg ada dia makin rajin main gitar sampe nginep2 dirumah temennya...
Rajin nge game online di warnet...

klo ditanya 'nggak belajar?" dia jawab: "udah pusing di sekolah n tempat bimbel blajar mulu"
hmh.. sangat rasional sih... orang kan jg butek yah klo belajar mulu... :D

Tapi yg paling mengagetkan skaligus menyenangkan
tiba2 aja adik saya yg bontot ini, sama temen2 sekolahnya...
[temen sekelas n temen se organisasi nya -ya berhubung dia mantan ketua paskibra skolah]
pada 'tobat' . bikin pengajian dirumah saya
hihi...

saat saya menulis notes ini dalam kamar,
ini di depan pintu kamar saya
ruang depan rumah sayah.. [sampe ga bisa keluar kamar nih]
penuhhhhh sama ABG yang pada
pasrah dan berdoa untuk kesuksesan UN nya nanti
Yasinan, ngaji rame2...
hm...indah bgt ya klo di hati anak-anak muda slalu inget 'majlis'

yah..saya cuma berdoa smoa pengajiannya ga brenti hanya sampai hari ini sajjah...
amin (^_^)

4/09/2009

Saya Pilih Anda dengan Bismillah

pagi-pagi berdua ibunda tercinta menuju TPS [7.30 waktu indonesia Bekasi]

SEPANJANG JALAN MENUJU TPS

ditanyain "nanti pilih apa?"
saya bergumam dalam hati:
"hm..diluarr sana pasti banyak orang yg hingga detik mencontrengan masih blum tau harus pilih siapa"
[ini celah kecurangan pertama]

kalau saya mau curang bisa saja saya mengarahkan orang yg bertanya itu untuk pilih kandidat / partai tertentu semau saya. dan mereka pasti ikut kata saya. tapi saya tidak melakukannya.

DI TPS

semakin banyak ibu-ibu yg bertanya pada saya
"jadi kita pilih siapa nih?"
padahal nggak kenal bgt sama saya koq ibu itu percaya sih sama saya?
[celah kecurangan kedua]

walhasil sebelum masuk TPS saya meng'edukasi' ibu-ibu tersebut
apa yg harus dilakukan di dalam nanti - tapi tetap menyuruh mereka unt independen pada pilihan sendiri.
diluar ada contoh kertas suara yg harus dipilih, daftar caleg yg ada fotonya
[saya bergumam "PANITIA YG HARUSNYA SOSIALISASI KERJA NGGAK SIH"]
dan saya jelaskan satu-satu

KETIKA REGISTRASI KEHADIRAN

koq kita nggak tandatangan ya?
jadi panitia sudah punya list nama kita, kita hanya tunjukkan surat 'undangan' nyontrengnya.
tanpa meminta identitas apapun dari kita, dia main contreng aja nama yg ada di daftarr itu yg sesuai dengan undangan yg kita bawa [tanda bahwa nama itu sudah hadir]
hanya melihat lembaran itu saja. tanpa memperhatian wajah kita.
bener nggak kita warga situ. bener nggak ini orang yg namanya tercantum disitu.

[ini celah kecurangan ketiga]

bisa aja kan orang dari negeri ntah belahan dunia mana, bawa undangan nyontreng yg hanya berupa selembar kertas kecil yg berisi nama dan alamat. tanpa disesuaikan dgn KTP.
bisa aja itu orang CALO memanfaatkan nama siapa gitu karna nyatanya banyak yg udah almarhum pun namanya masih tercantum di daftar pemilih tetap, sedangkan tetangga saya yang sudah 8tahun tinggal di sini aja blum pernah dapet HAK untuk memilih dalam pemilu...

bahkan adik saya yg sudah berusia 18tahun tidak mendapatkan hak suaranya, sedangkan teman sebayanya dapet... hmm...akhirnya adik saya memilih menerima tawaran untuk menjadi saksi.
"SupaYa Tetap Bisa BerpartisipaSI", ujarnya diplomatis - akh, adik yg baik...ganteng... cerdas...sholeh...
kakak bangga padamu,Sayang... :)


DI BILIK SUARA

hm...saya dengan cepat menemukan nama-nama yg saya kenal dan telah saya putuskan untuk saya contreng namanya.

Yap. BisMiLLAH. Ya Allah, Ya Rabb, Ya RAhman, Ya Rahim.
Berikan kekuatan bagi para caleg ini
agar tetap bisa istiqomah dijalanMu
dan menunaikan AmanahMu

-Amin-


Dan saya pulang dengan beberapa kekhawatiran...
"Bagaimana dengan celah-celah kecurangan tadi, Ya...."

Hmmm....



BEKASI, 9 April 2009

4/06/2009

Hanya Bisikan Kecil Suara Hati

Ku berdiri di sini sendiri
Terpekur dlm kegelapan

Mencoba mencari titik terang yg kuharapkan sedikit saja membuncah menampakkan sinarnya

Meskipun temaram
Ataupun samar-samar
Bagiku sama saja

Kuhanya ingin seberkas cahaya... Yg menerangi jiwa-jiwa yang sedang terserang kehampaan yg amat sangat

Bertanya pada bintang yang bersinar...
'Benarkah kamu slalu bersinar untukku meskipun ku tak menyaksikan langsung sinarmu?'

4/02/2009

Yang The Best Pasti Mau Sharing - dalam konteks Knowledge Management

"we Recruit The Best - Retain The Best - Pay The Best"

Tiga prinsip diatas slalu dijalankan oleh Astra International sejak awal perekrutan karyawan. Nggak heran, knowledge management disana sudah sangat kuat mendarah daging dan menjadi budaya perusahaan.

Narasumber terpercaya yang baru saya kunjungi kantornya di AMDI hari ini [Kamis, 2 April 09], Efendy Tjendera & Paulinus Sutedja, berkata:
"Recruit The Best - Retain The Best - Pay The Best" -> karna yg the best pasti mau sharing.

So, knowledge management mreka memang sudah sangat terintegrasi, bahkan dari awal merekrut karyawan. Merekrut orang-orang yang punya passion unt sharing. Ya orang2 yg 'the best' sesuai 4 catur dharma mreka. Sungguh kultur yang sangat bersahaja.

Kenapa bersahaja? karna catur dharma mreka sangat simple, sederhana, membumi, realistis, dan yang paling penting, tidak oportunis.

Saya jadi ingat nasihat ibu saya tercinta, beliau slalu bilang:
"Satu-satunya harta yang nggak mungkin bisa dicuri adalah ILMU. Meskipun kamu membagi ilmu yang kamu punya kepada orang lain, ilmu yang kamu beri itu nggak akan hilang atau berkurang. Malah justru akan semakin bertambah. Apalagi kalau kamu ikhlas, InsyaAllah akan menjadi amal jariyah, yang pahalanya tetap mengalir meskipun kita sudah mati."

Sungguh tantangan terberat dalam mengemban tugas sbagai pendatang baru di dunia Knowledge Management ini adalah mengubah pola pikir dan paradigma lama dimana orang enggan sharing. Merasa nilai jualnya berkurang kalau sharing ilmu. Mengubah kultur menjadi lebih open minded terhadap suatu perubahan, sangat-sangat sulit...

Padahal logikanya, orang yg ikhlas berbagi ilmu / sharing, pasti akan terpacu untuk menjadi "LEBIH" dari yg mereka share kan. Jadi, cara kita untuk menjadi lebih baik adalah dengan berbagi. Karna kalau kita tidak mau sharing, ilmu kita tidak akan meningkat, tapi akan stuck disitu saja. Orang lain juga tidak akan respect sama kita. karna pelit membagi ilmu.

So, apa untungnya meng-keep sendiri knowledge yg qt miliki. Toh kalau tidak dari kita, orang bisa belajar dari yang lain. Dan reputasi kita justru akan semakin menurun karna 'pelit ilmu' tadi.
Kita malah akan berkubang menjadi manusia konserfatif yg tidak mau maju dan berkembang, sementara dunia sudah berlari sangat kencang.

Dan, perusahaan sebesar Astra International pun, benar-benar menjalankan pola sharing session rutin yang benar-benar manual alias harus face to face. Hmh...fasilitas yang disediakan pun nyaman..tak-tanggung-tangg
ung memang...


Yang the best pasti mau sharing - sangat logis.
Karna kalau dia cerdas, dia benar-benar faham,
bahwa dia tak akan kehilangan apapun dengan berbagi (^_^)


note:
hanya sedikit oleh2 benchmark ke AMDI. lumayan diskusi dengan pakar KM, 2jam lebih ;p