11/18/2008

Sensasi ANngkutan Umum Ibu Kota

Sore tadi, aku menumpang jalur bus yang tak biasa,
ke arah blok M [regularnya-> bekasi].
Perjalananku terhenti di Rs. Dharmais,
tempat jenazah suami dari kawanku disemayamkan.
Tak lama aku disana, hari segera gelap dan aku pun pamit...

Tak lama ku menunggu angkutan umum dari depan Dharmais,
Sebuah bus berdesain khas jepang bernomor '45' berhenti tepat dihadapanku
aku pun naik dan langsung memilih posisi duduk di pinggir jendela [view favorit]
Ku nyalakan hp dan online [chatting] dengan beberapa kawan,
sambil sesekali mengamati dunia diluar sana...

Sepanjang Slipi-Uki-Bekasi
Memoar masa lalu mencuat kembali

aku pernah melewati jalan ini tiap 'hampir' tengah malam..
aku menikmati saat-saat berlari bersama kawan, mengejar bus kota
aku menikmati nyanyian bocah-bojah jalanan yang lucu
aku menikmati celotehan-celotehan kondektur bus
aku menikmati pemandangan yang sering membuat hati ini miriiss....

ku lihat hp, pesan YM..
rella: 'fira udah dimana? udah lewat slipi belum? makan bareng yu..'
fira: 'yaah..udah di gatsu....'
rella: 'yah...'
fira: 'kenapa baru kepikiran sekarang ya kita janjian gini. padahal bisa aja pulang lewat slipi dan kita janjian makan bareng'
rella: 'ya..gw juga baru bisa nya sekarang..."

mengingat lagi kenangan tempo dulu, dimana tidak mungkin janjian makan malam bareng teman-teman, karna jam-jam itu justru sedang deadline :D - dan kami, aku dan rella, sudah sama-sama resign dari media tersebut;p

dan...perasaan itu pun muncul begitu saja di tengah perjalanan.
tiba-tiba ku merasa mual, pusing tak tertahankan
bau tak sedap bermunculan seiring bertambah sesaknya penumpang yg naik
sikap defensif dan waspada [khas penumpang bus kota yg isinya bejubel]
posisi tubuh melindungi barang-barang,
siaga terhadap tindak kriminal dalam bus kota

ingatanku menerawang lagi...
memikirkan, betapa beberapa bulan ini aku sudah tak pernah merasakan lagi
sensasi yang begini

beberapa bulan berada dalam kenyamanan bus jemputan kantor
dengan full AC, duduk lega, bisa tidur nyaman
tanpa harus takut ada copet / penjahat dalam bus
pengamen pun tak ada
hanya lantunan mp3 dari display tv yang ada
atau acara tv yang ditonton ramai-ramai satu bus

meskipun macet, meskipun kerap perjalanan
cengkareng-bekasi ditempuh 3jam lebih - akibat macet
[tampak lebih jauh dari bandung-bekasi yg cuma 2jam]
tapi paling tidak, kami tidak harus berdiri / rebutan tempat....

saat duduk di bus kota yang kondisinya memprihatinkan
rasa sesal bergelayut di hati

akh..baru beberapa bulan ku merasakan bus yg nyaman
rasanya sudah mual begini berjejalan dalam bus kota
padahal dulu, itu sudah makananku sehari-hari

teringat tulisan Andy F.Noya yang takut kepekaannya hilang
karena sudah hidup nyaman,
aku pun berfikir hal yang sama.

rasanya memang perlu sesekali 'terjun' lagi dan bercengkrama
dengan angkutan umum ibu kota
agar hati tak mati rasa
agar rasa ini tak hilang kepekaannya
agar hati ini tidak menjadi tumpul....

alunan suara pengamen bus kota yang kurindukan,
kembali kurasakan...
sesaknya-guncangannya-berisiknya- beraneka macam isinya
akh... aku benar-benar menikmati ini semua...

Ya Rabb... ku mohon, jangan butakan hatiku dengan kenyamanan dunia...


Bekasi, 18 nov '08
10.45 PM

1 comment:

nsurachman said...

Naik bekasi sih.... ! Macet.... . Tapi dalam kondisi Macetpun, walau naik bis enak /tdk berdiri, tetap saja perasaan kesal menghantui,
Bis-nya salip sana ..salip sini.., tak terasa emosi kita sering muncul sa'at disalip orang lain..
disinilah diuji kesabaran seseorang..... . Kondisi apaun yg menimpa kita, kalau selalu kita sikapin dengan kesabaran, itu sdh menjadi
amal baik kita, sebagai bekal di akhirat kelak....

'Alloh bersama orang2 yg Sabar'...
Wassalamualaikum.


N@nd@ng $ur@chm@n / 526874

PT. GMF AeroAsia - Garuda Indonesia Group